Langsung ke konten utama

Gangguan pada Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia


OBESITAS
Pengertian

Obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh sehingga membuat berat badan berada di luar batas ideal.
Sejumlah komplikasi dapat timbul akibat obesitas, bahkan beberapa di antaranya membahayakan nyawa. Beberapa contoh komplikasi yang cukup serius tersebut di antaranya stroke, penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker usus, dan kanker payudara
Obesitas dapat terjadi ketika kita sering mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Sebenarnya mengonsumsi makanan berkalori tinggi tidak selalu menjadi masalah asalkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan tiap harinya. Namun, jika kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk dan tidak diimbangi oleh aktif berolahraga, maka sisa energi dari hasil pembakaran kalori tersebut akan disimpan di tubuh dalam bentuk lemak. 
Penyebab Obesitas
  • Faktor keturunan (genetik)
  • Efek samping obat-obatan (antidepresan, obat antiepilepsi, kortikosteroid, dan diabetes)
  • Komplikasi dari penyakit tertentu (sindrom Cushing dan hipotiroidisme)
Obesitas dapat ditangani sendiri dengan disiplin menerapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi makanan rendah lemak dan gula, serta berolahraga secara teratur. Olahraga yang dimaksud tidak perlu berat karena aktivitas berjalan pagi, bersepeda, bermain bulu tangkis, atau berenang sudah cukup, asalkan dilakukan secara rutin. Dianjurkan untuk melakukan olahraga 2,5-5 jam tiap minggu


Karies Gigi

Pengertian
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi.[1] Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, kematian saraf gigi (nekrose) dan infeksi periapikal dan infeksi sistemik yang bisa membahayakan penderita, dan bahkan bisa berakibat kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perungguzaman besi, dan zaman pertengahan.[2] Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.[2][3] Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi.[4] Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosafruktosa, dan glukosa.[5][6][7] Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.[8]

Perawatan
  • Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena karies dan penambalan (restorasi). Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement, kompomer, atau amalgam.
  • Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.
  • Tergantung juga karies agan letaknya di gigi apa. Kalau di gigi belakang (premolar dan molar) pakai amalgam tapi jeleknya warnanya tidak sewarna gigi tapi kuat, bisa tahan bertahun-tahun atau kalau mahkota giginya udah habis bisa mamakai crown alias mahkota buatan lebih awet namun lebih mahal. Kalau di gigi depan (seri dan taring) bisa pake GIC (glass-ionomer cement) atau resin komposit karena itu sewarna gigi jd seperti kamuflase.

Penyebab Karies Gigi
Secara umum, penyebab karies gigi adalah bakteri dan sisa makanan yang ada di mulut. Namun, sebenarnya jika dilihat lebih detail lagi, ada beberapa penyebab secara khusus, yaitu:

1. Periode Usia

Periode usia memegang peranan yang cukup signifikan terhadap timbulnya karies gigi. Mengapa? Hal ini sangat berkaitan erat dengan tanggung jawab dalam menjaga kesehatan gigi. Periode usia balita hingga 10-12 tahun saat anak memiliki gigi campuran antara gigi susu dan gigi permanen adalah yang pertama rentan terhadap karies gigi. Di periode ini, mereka belum memiliki kesadaran lebih untuk menjaga kesehatan gigi.
Selanjutnya, periode pubertas saat usia 14 hingga 20 tahun juga rentan dengan karies gigi. Di usia ini, sering terjadi perubahan hormonal yang berpotensi menyebabkan pembengkakan pada gusi. Saat-saat seperti ini, kebersihan gigi sangat mungkin terabaikan. Selain itu, pengawasan dari orang tua sering kali mulai longgar, sehingga sangat mungkin anak pada periode ini malas menggosok gigi.
Periode usia lainnya adalah pada usia sekitar 40 hingga 50 tahun. Di usia-usia ini, sudah terjadi retraksi pada gusi sehingga menyebabkan makanan lebih mudah masuk ke dalam sela-sela gigi dan gusi. Akibatnya, sisa makanan jadi lebih sulit dibersihkan dan memperbesar potensi terjadinya karies gigi.

2. Kerentanan Permukaan Gigi

Kondisi fisik yang berbeda pada tiap-tiap orang memungkinkan adanya perbedaan pada morfologi gigi dan volume air ludah. Morfologi gigi yang luas dan lebar dengan bentuk gigi yang besar-besar memiliki potensi terjadi plak yang lebih banyak jika tidak rutin menggosok gigi. Begitu pula dengan volume air ludah, penelitian membuktikan bahwa mereka yang memiliki volume air ludah sedikit jauh lebih rentan terhadap karies gigi daripada yang punya volume banyak.

3. Bakteri

Tidak semua bakteri dalam mulut menjadi penyebab karies gigi. Bahkan hanya sedikit yang menyebabkan karies gigi, lebih banyak yang berguna untuk mencerna makanan. Yang jadi masalah adalah bakteri kariogenik atau pembawa masalah karies gigi yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri kariogenik adalah kunci awal mula karies gigi karena mampu mengubah karbohidrat yang dapat diragikan menjadi asam yang merusak enamel gigi.

4. Plak Gigi

Plak gigi terbentuk dari berbagai bahan seperti sisa-sisa sel jaringan mulut, mucin, leukosit, limposit, sampai dari sisa-sisa makanan. Plak yang tidak dibersihkan akan segera menumpuk dan memudahkan bakteri menempel pada plak dan menyebabkan kerusakan gigi.

Maag

Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut.

Ciri-ciri Penyakit Maag
Sakit maag bisa dialami oleh siapa saja. Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari luka terbuka di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, hingga efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Ciri-ciri penyakit maag 
  • Perut kembung dan terasa penuh
  • Mudah kenyang
  • Mual saat makan
  • Sering sendawa
  • Intoleransi terhadap makanan berlemak
  • Nafsu makan menurun karena perut terasa sakit
  • Naiknya asam lambung
  • Penurunan berat badan
  • Nyeri ulu hati disertai sensasi terbakar di bagian dada
Ciri-ciri penyakit maag yang terbilang berbahaya dan perlu segera diatasi
  • Mual dan muntah secara terus menerus
  • Tinja berwarna gelap atau mengandung darah
  • Muntah darah
  • Nyeri perut yang tiba-tiba dan terasa begitu menyakitkan
  • Sulit bernapas
  • Anemia

Hepatitis

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.
Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan metabolisme, karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh, seperti:
  • Menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.
  • Menguraikan karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.
  • Mengaktifkan berbagai enzim.
  • Membuang bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol, hormon, dan obat-obatan.
  • Membentuk protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
  • Menyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dan mineral.
Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.

Penyebab Hepatitis

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:
  • Hepatitis A. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
  • Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
  • Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
  • Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
  • Hepatitis E. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.
Ibu yang menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir.
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.
Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada tubuh. Pada hepatitis yang disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Gejala Umum Hepatitis

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:
  • Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.
  • Feses berwarna pucat.
  • Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice).
  • Nyeri perut.
  • Berat badan turun.
  • Urine menjadi gelap seperti teh.
  • Kehilangan nafsu makan.
Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik, seperti hepatitis B dan C, mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya, sampai kerusakan yang dihasilkan oleh virus berefek terhadap fungsi hati. Sehingga diagnosisnya menjadi terlambat.

Faktor Risiko Hepatitis

Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk lebih mudah terkena hepatitis tergantung dari penyebab hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang dapat menular lewat makanan atau minuman seperti hepatitis A dan hepatitis E, lebih berisiko pada pekerja pengolahan air atau pengolahan limbah. Sementara hepatitis non infeksi, lebih berisiko pada seseorang yang kecanduan alkohol.
Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis B,C, dan D lebih berisiko pada:
  • Petugas medis.
  • Pengguna NAPZA dengan jarum suntik.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Orang yang sering menerima transfusi darah.
Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular hepatitis melalui transfusi darah, karena setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati pemeriksaan untuk penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui darah.

Diagnosis Hepatitis

Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang muncul pada pasien, seperti dengan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai tanda hepatitis, dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan warna menjadi kuning.

Pemeriksaan tambahan
  • Tes fungsi hati. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien untuk mengecek kinerja hati. Pada tes fungsi hati, kandungan enzim hati dalam darah, yaitu enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase (AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan diukur. Dalam kondisi normal, kedua enzim tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati mengalami kerusakan akibat peradangan, kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah sehingga naik kadarnya. Meski demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati tidak spesifik untuk menentukan penyebab hepatitis.
  • Tes antibodi virus hepatitis. Tes ini berfungsi untuk menentukan keberadaan antibodi yang spesifik untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang terkena hepatitis akut, tubuh akan membentuk antibodi spesifik guna memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk beberapa minggu setelah seseorang terkena infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat terdeteksi pada penderita hepatitis akut, antara lain adalah:
    • Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
    • Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
    • Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
    • Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
    • Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
  • Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis, antibodi dan sistem imun tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus berkembang dan lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat terdeteksi dengan tes antigen spesifik dan material genetik virus, antara lain:
    • Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
    • Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
    • DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
    • RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
  • USG perutDengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi kelainan pada organ hati dan sekitarnya, seperti adanya kerusakan hati, pembesaran hati, maupun tumor hati. Selain itu, melalui USG perut dapat juga terdeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada kandung empedu.
  • Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian diamati menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati, dokter dapat menentukan penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan yang diberikan kepada penderita hepatitis bergantung kepada penyebabnya. Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat diperlukan agar proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang melelahkan harus dihindari selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.
Pengobatan hepatitis A, B, dan E akut umumnya tidak membutuhkan pengobatan spesifik, pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mual muntah dan sakit perut. Perlu diingat pada kasus hepatitis akut, pemberian obat-obatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena fungsi hati pasien sedang terganggu. Pasien hepatitis akut harus menjaga asupan cairan tubuh, baik dengan minum air maupun dengan pemberian cairan lewat infus, untuk menghindari dehidrasi akibat sering muntah. Khusus untuk hepatitis C akut, akan diberikan obat interferon.
Pengobatan hepatitis kronis memiliki tujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus, serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan berkembang menjadi sirosis, kanker hati, atau gagal hati. Beda dengan hepatitis B kronis, pengobatan hepatitis C kronis juga bertujuan untuk memusnahkan virus dari dalam tubuh. Pengobatan terhadap hepatitis kronis melibatkan obat-obatan antivirus seperti ribavirin, simeprevir, lamivudine, dan entecavir, serta suntikan interferon. Pasien hepatitis kronis diharuskan untuk berhenti minum alkohol dan merokok untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah.
Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan atau setelah terdapat infeksi hepatitis B. Pengobatan infeksi hepatitis D sampai saat ini belum diteliti lebih lanjut.
Pengobatan hepatitis autoimun umumnya melibatkan obat imunosupresan, terutama golongan kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis autoimun juga dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

Komplikasi Hepatitis

Penderita hepatitis akut dapat mengalami hepatitis fulminan yang berujung kepada gagal hati akibat peradangan hebat pada hati. Gejala penderita hepatitis fulminan mencakup bicara kacau dan penurunan kesadaran hingga koma. Pasien juga dapat mengalami lebam dan perdarahan akibat kurangnya protein faktor pembekuan darah yang diproduksi hati. Penderita hepatitis fulminan dapat meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak dirawat dengan segera.
Selain hepatitis fulminan, penderita hepatitis B dan C juga dapat mengalami hepatitis kronis. Hepatitis kronis adalah hepatitis yang terjadi pada seseorang selama lebih dari 6 bulan. Pada hepatitis kronis, virus akan berkembang biak di dalam sel-sel hati dan tidak dapat dimusnahkan oleh sistem imun. Virus yang berkembang biak secara kronis dalam hati penderita akan menyebabkan peradangan kronis dan dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, atau gagal hati.

Pencegahan Hepatitis

Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya dengan:
  • Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.
  • Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
  • Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.
  • Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan.
  • Kurangi konsumsi alkohol.
Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa dicegah secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin hepatitis C sudah tersedia dan bisa digunakan.

Diare

Pengertian Diare

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.

Gejala dan Penyebab Diare

Gejala diare bervariasi. Penderita bisa merasakan satu atau lebih gejala. Namun, gejala yang paling sering dirasakan penderita diare antara lain:
  • Perut terasa mulas.
  • Tinja encer atau bahkan berdarah.
  • Mengalami dehidrasi.
  • Pusing, lemas, dan kulit kering.
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.

Pengobatan dan Pencegahan Diare

Penderita diare dapat meminum cairan elektrolit, guna mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selama terjadi diare, konsumsi makanan yang lunak dan antibiotik atau obat anti diare. Untuk kondisi yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti:
  • Obat antibiotik
  • Obat pereda nyeri
  • Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.
Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, serta hindari konsumsi makanan dan meminum air yang tidak dimasak hingga matang.

Konstipasi

Pengertian Konstipasi

Konstipasi atau sembelit adalah frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari biasanya. Jarak waktu buang air besar pada setiap orang berbeda-beda. Namun umumnya dalam satu minggu, manusia buang air besar setidaknya lebih dari 3 kali. Jika frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, maka seseorang disebut mengalami konstipasi. Akibatnya, tinja menjadi kering dan keras sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus.
Buang air besar merupakan tahap terakhir proses pencernaan. Dalam sistem pencernaan manusia, makanan yang dikonsumsi menuju lambung, usus kecil, kemudian usus besar. Setelah air dan nutrisi yang diperlukan tubuh diserap dalam usus, sisa makanan tersebut lalu dikeluarkan melalui anus sebagai tinja.
Setiap orang sesekali bisa mengalami konstipasi, namun biasanya bukan merupakan kondisi serius dan berlangsung hanya sebentar. Tingkat keparahan konstipasi pada setiap orang berbeda-beda, Pada beberapa kasus, konstipasi dapat menjadi kronis jika kondisi ini berulang hingga beberapa kali dalam waktu 3 bulan. Gangguan sembelit kronis ini dapat mengganggu kegiatan penderita setiap hari.

Faktor konstipasi
  1. Pola makan dan hidup yang buruk
  2. Kondisi medis tertentu. 
  3. Kebiasaan menahan keinginan untuk buang air besar 
  4. Stres juga dapat membuat mereka mengalami sembelit


Cara mengatasi konstipasi
  1. Mengubah pola makan dan gaya hidup
  2. Pemberian obat
  3. Pemberian prosedur operasI
Kekurangan Vitamin

Masalah kurang gizi tidak hanya bisa terjadi di masyarakat kelas bawah atau suku di pelosok pedalaman. Bahkan orang sehat di perkotaan pun bisa kekurangan vitamin dan nutrisi penting. Apalagi jika Anda tergolong sibuk atau tidak makan makanan seimbang secara teratur. Begini cara mendeteksi jika tubuh Anda kekurangan vitamin atau mineral tertentu.

Ciri-ciri kekurangan kalsium

Kalsium penting untuk menjaga tulang kuat dan mengendalikan fungsi otot dan saraf. Kelelahan, kram otot, irama jantung abnormal, dan nafsu makan yang buruk artinya tubuh Anda kekurangan asupan kalsium.
Bila Anda kekurangan mineral kalsium, Anda berisiko terkena osteopenia, suatu kondisi yang menyebabkan berkurangnya massa tulang sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang. Apalagi kepadatan tulang akan mencapai kapasitas maksimalnya di usia 30, dan akan terus berkurang seiring waktu.

Ciri-ciri kekurangan vitamin D

Jika Anda mengalami kelelahan, otot sakit atau lemah, dan/atau nyeri sendi misterius, terutama di cuaca dingin, Anda mungkin kekurangan vitamin D. Tekanan darah tinggi juga bisa menjadi tanda bahwa Anda mungkin tidak cukup vitamin D. Sering sakit kepala pada pria menjadi tanda bahwa tubuhnya kekurangan vitamin D.
Orang-orang yang punya masalah kulit seperti eksim umumnya juga mengalami kekurangan vitamin ini. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan tingkat vitamin D terendah menunjukkan gejala eksim yang lebih parah daripada mereka yang memiliki asupan lebih tinggi.
Untuk mendapatkan cukup vitamin D, konsumsi tiga gelas susu atau 3 porsi yogurt setiap hari; ikan berlemak seperti salmon, tuna, ikan todak dua kali seminggu; jus jeruk fortifikasi; dan perbanyak aktivitas di luar ruangan untuk mendapat paparan sinar matahari pagi.

Tanda-tanda kekurangan kalium

Kalium adalah mineral terbanyak ketiga dalam tubuh. Kalium sangat penting bagi kesehatan karena kekurangan mineral ini dapat menimbulkan berbagai gejala masalah kesehatan seperti lesu, otot lemah, kram otot, refleks berkurang, sembelit, anemia, sakit kepala, dan berat badan yang turun drastis. Pada kasus yang parah, kekurangan kalium dapat menyebabkan ritme jantung tidak normal.
Anda bisa kekurangan kalium akibat diare, muntah-muntah, keringatan berlebih, sedang mengonsumsi antibiotik, atau dari kondisi lainnya seperti gangguan makan (anoreksi, bulimia, dst) atau penyakit ginjal.
Pisang, gandum utuh, susu, sayuran, kacang-kacangan, dan kacang polong adalah sumber kalium terbaik.

Gejala kekurangan zat besi

Zat besi membantu tubuh Anda membuat sel darah merah. Bila kadar zat besi terlalu rendah dalam tubuh, oksigen tidak akan terangkut secara merata ke seluruh bagian tubuh. Anemia akibat defisiensi zat besi dapat menyebabkan kelelahan. Selain itu, kulit pucat dan kusam, kuku kusam dan mudah rapuh, rambut tipis dan rontok juga menjadi pertanda bahwa tubuh Anda kehabisan zat besi, kulit. Perempuan yang menstruasinya berat (darah keluar berlebihan) sangat berisiko kekurangan zat besi. Sama halnya dengan wanita yang vegetarian.
Untuk meningkatkan kadar zat besi, perbanyak makan sereal fortifikasi zat besi, daging sapi tanpa lemak, tiram, kacang (terutama kacang putih, kacang arab, dan kacang merah), kacang lentil, dan bayam. Dan karena penyerapan zat besi dibantu oleh vitamin C, pastikan menu makan Anda juga mencakup banyak sayuran kaya vitamin C seperti brokoli, paprika merah, kangkung, dan kembang kol.

Tanda-tanda kekurangan vitamin B12

Gejala defisiensi B12 yang parah termasuk mati rasa di tungkai, tangan, atau kaki; Masalah berjalan dan keseimbangan; anemia; kelelahan; kelemahan; lidah bengkak dan meradang; paranoia; halusinasi; mudah marah; atau depresi. Retak di sudut mulut juga bisa menjadi tanda kekurangan vitamin ini. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia dan kepikunan pada orang tua.
Vitamin B12 membantu produksi DNA dan mengatur sistem saraf. Vitamin ini juga memainkan peran dalam pertumbuhan dan pembentukan sel darah merah. Vitamin B12 dapat ditemukan pada daging dan produk susu, sehingga siapapun yang termasuk vegan/vegetarian berisiko kekurangan asupan vitamin ini.
Anda bisa mendapatkan vitamin B12 dari sumber pangan hewani. Tingkatkan kadar B12 Anda dengan makan lebih banyak ikan, ayam, susu, dan yogurt. Jika Anda vegan, pilihlah makanan vegan yang diperkaya dengan B12, seperti alternatif pengganti susu, pengganti daging, dan sereal sarapan.

Ciri-ciri kekurangan folat

Folat adalah vitamin B lainnya yang juga terlibat dalam pengaturan sistem saraf. Folat terutama sangat penting bagi wanita di usia subur, itulah sebabnya kenapa vitamin prenatal mengandung dosis folat yang lumayan besar. Kekurangan folat selama kehamilan dapat menyebabkan penurunan sel darah merah dalam jumlah besar serta cacat tabung saraf pada anak yang belum lahir.
Kekurangan vitamin B12 dan folat dapat memicu dengan kondisi peradangan di seluruh tubuh. Gejala lainnya dari kekurangan vitamin B12 termasuk kelelahan, rambut beruban, sariawan, dan lidah bengkak. Untuk mendapatkan folat dari makanan, perbanyak makan sereal fortifikasi, kacang, kacang lentil, sayuran hijau, dan jeruk.

Gejala kekurangan magnesium

Magnesium membantu menopang kesehatan tulang, kesehatan saraf. dan membantu produksi energi. Kekurangan magnesium cukup jarang terjadi pada orang sehat, tapi hal ini dapat memengaruhi orang-orang yang mengonsumsi obat tertentu, memiliki kondisi kesehatan tertentu, atau mengonsumsi terlalu banyak alkohol.
Kekurangan magnesium dapat menyebabkan ketidakseimbangan saluran ion kalsium ke seluruh tubuh yang menampakkan dirinya sebagai sejumlah gejala kesehatan. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kelelahan, dan kelemahan. Pada kasus yang lebih parah, hal itu dapat menyebabkan mati rasa, kram otot, kejang, irama jantung abnormal, perubahan tingkah laku, atau kadar potassium atau kalsium rendah.
Memperbanyak makanan sehat dan segar adalah solusi terbaik untuk mengatasi gejala kekurangan vitamin. Namun jika Anda merasa sudah cukup makan sehat tapi masih merasa kurang, Anda boleh menambah asupan dari suplemen multivitamin. Yang terpenting adalah selalu bijak dalam mengonsumsinya dan baca aturan pakai.

Dehidrasi  

Pengertian Dehidrasi

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu, akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.
Kandungan air di dalam tubuh manusia yang sehat adalah lebih dari 60% total berat badan. Kandungan air yang ideal di dalam tubuh berfungsi untuk membantu kerja sistem pencernaan, mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh, sebagai pelumas dan bantalan untuk persendian, melembapkan jaringan-jaringan pada telinga, tenggorokan, dan juga hidung, serta sebagai media transportasi nutrisi untuk sel-sel tubuh dan menjaga kulit tetap sehat.
Dehidrasi terkadang dianggap sebagai permasalahan kondisi tubuh yang tidak perlu ditangani secara serius, dan kebanyakan anak-anak dan remaja menganggapnya sebagai haus biasa. Namun, jika gejala awal dehidrasi tidak ditangani dengan baik, dapat mengganggu fungsi tubuh. 
Tanda-tanda awal dari gejala dehidrasi
  • Merasa haus dan pusing.
  • Mulut dan kulit kering.
  • Kelelahan.
  • Jarang buang air kecil.
  • Urine berwarna lebih gelap, serta berbau lebih kuat.
Jika dehidrasi terjadi pada bayi, gejala awal yang bisa diperhatikan adalah ubun-ubun bayi akan cekung, tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, popok tetap kering setelah beberapa jam, kurang aktif, rewel, dan mudah mengantuk.
Salah satu kondisi yang berisiko menimbulkan dehidrasi adalah diare, terutama bila ini terjadi pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi juga bisa dikaitkan dengan cuaca, aktivitas fisik atau olahraga, dan pola makan. Selain diare, dehidrasi juga berisiko muncul pada kondisi muntah-muntah, serta berkeringat berlebihan, misalnya pada saat demam atau berolahraga saat cuaca panas.
Jika merasa mengalami dehidrasi, minumlah banyak cairan. Anda bisa minum air putih atau jus buah yang diencerkan. Tetapi jika mengalami dehidrasi karena diare, jus buah dan susu sebaiknya dihindari. Usahakan untuk menghindari minuman yang mengandung kafein dan minuman bersoda. Jika tidak tertangani, dehidrasi bisa menyebabkan kejang, kerusakan otak, dan bahkan kematian.

[Sumber : http://www.alodokter.com/obesitas]
[Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi]
[Sumber : https://www.alodokter.com/seperti-ini-ciri-ciri-penyakit-maag-yang-perlu-diketahui]
[Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Maag]
[Sumber : https://www.alodokter.com/hepatitis]
[Sumber : https://www.alodokter.com/diare]
[Sumber : https://www.alodokter.com/konstipasi]
[Sumber : https://www.alodokter.com/dehidrasi]
[Sumber : http://arie5758.blogspot.com/2011/10/mengenal-apa-itu-karies-gigi-dan- cara.html#ixzz62JEUSL8Q]
[Sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/berbagai-tanda-kekurangan-vitamin/]

Komentar

Postingan Populer