Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Jaringan Meristem

Pengertian Jaringan Meristem

 Jaringan Meristem adalah salah satu jaringan pada tumbuhan yang terdiri dari sel-sel bersifat embrional atau aktif membelah. Jaringan ini adalah jaringan yang menjadi titik pokok proses pertumbuhan pada tanaman. Umumnya terletak pada bagian ujung akar, ujung batang, kambium, dan pangkal batang.

Jenis Jaringan Meristem
  • Jenis jaringan meristem berdasarkan letaknya, jaringan meristem sendiri dibagi menjadi 3, yaitu jaringan meristem apikal, jaringan meristem interkalar, dan jaringan meristem lateral.
  1. Meristem apikal (ujung) adalah jaringan meristem yang letaknya berada di ujung batang dan ujung akar tanaman. Ciri utama meristem apikal adalah ia memiliki sel-sel yang tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang dari sel-sel jaringan meristem apikal sering disebut pertumbuhan primer.
  2. Meristem interkalar atau aksilar (antara) adalah jaringan meristem yang letaknya berada di antara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Umumnya dapat ditemui dibagian pangkal batang, pangkal cabang, pangkal ranting, dan pangkal daun.
  3. Meristem lateral (samping) adalah jaringan meristem yang letaknya bersebelahan dengan organ-organ pada tumbuhan. Jaringan ini memiliki sel yang aktif membelah dan tumbuh ke samping. Pertumbuhan sel-sel tersebut sering disebut pertumbuhan sekunder. Adapun contoh bagian tumbuhan yang memiliki jaringan ini misalnya kambium.
  • Jenis jaringan meristem berdasarkan asal terbentuknya menjadi jaringan promeristem, meristem primer dan meristem sekunder.
  1. Jaringan promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada semenjak tumbuhan masih berada dalam fase embrio.
  2. Jaringan meristem primer adalah jaringan meristem yang menghasilkan pertumbuhan primer atau pertumbuhan memanjang dan meninggi. Biasanya terletak di ujung batang dan akar.
  3. Jaringan sekunder adalah jaringan meristem dewasa yang sel-selnya telah mengalami diferensiasi atau perkembangan lanjut. Jaringan ini menghasilkan pertumbuhan diameter batang yang membesar.

 Fungsi Jaringan Meristem
 
  1. Sebagai jaringan penyokong pertumbuhan meninggi pada batang dan memanjang pada akar.
  2. Sebagai jaringan penyokong pertumbuhuan diameter batang.
  3. Sebagai jaringan penyokong pertumbuhan organ perantara tanaman.

Ciri-ciri Jaringan Meristem
  1. Memiliki sel yang bersifat embrional atau selalu aktif membelah.
  2. Memiliki dinding sel yang tipis.
  3. Sel penyusun jaringan meristem memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
  4. Tidak mengandung zat makanan.
  5. Plastida sel belum matang.
  6. Tidak ada ruang antar sel.
  7. Jaringan meristem umumnya lebih mudah ditemukan di ujung tanaman, seperti ujung akar maupun ujung batang.
  8. Sel-selnya merupakan sel muda yang berukuran kecil.
  9. Sel penyusun jaringan meristem masih belum mengalami deferensiasi atau spesialisasi dalam mendukung fungsi tertentu pada tumbuhan.
  10. Protoplasma dalam sel-sel meristem umumnya sangat banyak sehingga memenuhi isi sel.
  11. Punya satu atau lebih inti sel yang berukuran besar.
  12. Ukuran vakuola dalam sel kecil.
  13. Jaringan meristem tidak berfungsi sebagai tempat penyimpan makanan.
  14. Bentuk sel isodiametris, yaitu antara bulat, prisma, lonjong, kubus, atau poligonal.

Jaringan Dewasa


Pengertian Jaringan Dewasa

 Jaringan dewasa pada tumbuhan awalnya berasal dari jaringan meristem, tetapi telah mengalami pertumbuhan dan diferensiasi sehingga menjadi jaringan lain dengan fungsi yang berbeda. Jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen.

Sifat-sifat Jaringan Dewasa

• Tidak terjadi aktivitas membelahan diri
• Memiliki ukuran yang cukup besar dibandingkan sel sel meristem
• Mempunyai vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang  menempel pada dinding sel
• Kadang kadang selnya telah mati
• Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya
• Di antara sel selnya dijumpai ruang antarsel.

Jenis Jaringan Dewasa 

Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu : 


1.Jaringan Epidermis


Jaringan Epidermis rnerupakan jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel–selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin. 
2. Jaringan Dasar(Parenkim)


Jaringan Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit, batang, akar mesofil daun, daging buah dan endosperma biji.
 Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
• Jaringan Parenkim air. Jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun air untuk melewati musim kering.
• Jaringan Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim ini berfungsi dalam proses pembuatan makanan, terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
• Jaringan Parenkim udara. Jaringan ini berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan. Jaringan parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat menyimpan udara.

• Jaringan Parenkim penimbun. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada akar rimpang, empulur batang, umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk gula, tepung, protein, dan lemak.
• Jaringan Parenkim angkut. Jaringan in berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut arah pengangkutan.
3.Jaringan Penyokong

Jaringan ini berfungsi untuk memperkuat berdirinya tubuh tumbuhan, atau memperkuat bagian tumbuhan. Yang termasuk jaringan ini ialah :
• Jaringan kolenkim. Serupa dengan parenkim, tetapi dindingnya mengalami penebalan dari zat selulosa terutama di bagian sudut-sudut selnya
• Jaringan sklerenkim. Sel-selnya mengalami penebalan dari zat lignin (zat kayu). Jaringan sklerenkim yang pendek disebut sklereid, sedangkan yang panjang disebut serat.


4.Jaringan Pengangkut
 
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. 
 • Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut tumbuhan yang kompleks terdiri dari berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari  zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem.


a. Unsur trakeal
Unsur trakeal  merupakan unsur yang memiliki fungsi dalam pengangkutan air beserta zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal terdiri dari dua macam sel yaitu trakea (pembuluh kayu) yang terdiri dari sel yang tersusun memanjang dan berderet dengan ujung yang berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya dan trakeida yang terdiri atas sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung trakeida yang saling menimpa.


b. Serat xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder berlignin. Serat xilem ada dua pada tumbuhan, yakni serat libriform dan serat trakeid. Serat libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat trakeid. Pada serat libriform dapat anda temukan noktah sederhana, sedangkan serat trakeid dapat anda temukan noktah terlindung.


c. Parenkim xilem
Parenkim xilem tumbuhan umumnya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Parenkim xilem dapat anda jumpai pada xilem primer dan xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan parenkim jari jari empulur.
Sel-sel parenkim xilem pada tumbuhan berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Pada saat giatnya pertumbuhan, zat tepung tertimbun pada parenkim xilem dan menurun pada saat terjadinya aktivitas kambium. Parenkim jari jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang ke arah vertikal dan radial.


• Floem
Floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan yang memiliki fungsi mengangkut dan menghantarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dan daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem, sel pengiring dan serat-serat floem.



Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar


Fungsi Akar


  • Menyerap unsur-unsur hara yang berada dalam tanah;
  • Menegakkan berdirinya batang tanaman;
  • Mengangkut unsur hara sampai ke batang;
  • Beberapa akar berfungsi untuk menyimpan makanan.

Pada tumbuhan monokotil mempunyai perakaran serabut. Hampir semua akar tumbuh dari pangkal batang dengan diameter yang hampir sama. Pada tumbuhan dikotil mempunyai sistem perakaran tunggang. Akar primer bercabang-cabang, dari pangkal sampai keujung semakin kecil.

Struktur Akar


Pada akar monokotil dan dikotil yang belum mengalami pembesaran sekunder tersusun dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Pada tumbuhan yang mengalami pembesaran sekunder, jaringan penyusun tubuhnya juga bertambah, yaitu dengan adanya kayu dan kulit sekunder, adanya felogen yang menghasilkan feloderm dan felem (gabus).

Epidermis akar


Pada irisan melintang akar, tampak satu lapis sel yang tersusun pada lapisan terluar yang disebut epidermis. Di dekat ujung akar terdapat rambut akar, yaitu tonjolan dari epidermis yang berfungsi untuk memperluas permukaan akar, sehingga mempercepat penyerapan zat hara dari dalam tanah. Semakin jauh dari ujung akar, bulu akar lenyap. Epidermis umumnya dilapisi dengan zat gabus yang tidak berfungsi untuk penyerapan zat, tetapi berfungsi sebagai pelindung sel-sel dibawahnya.

Korteks


Korteks termasuk jaringan parenkim yang tersusun dari beberapa sel dibawah jaringan epidermis. Korteks berfungsi untuk meneruskan pengangkutan zat hara yang telah di absorpsi oleh epidermis menuju ke silinder pusat melalui endodermis. Pada beberapa tumbuhan, korteks berfungsi untuk menyimpan zat tepung.

Endodermis


Endodermis tersusun dari satu lapis sel dibawah korteks. Penebalan zat gabus pada dinding sel yang tegak lurus silinder pusat berbentuk pita yang disebut pita kaspari, yang tidak dapat di tembus oleh air. Dengan penebalan zat gabus ini, endodermis berfungsi mengatur masuknya air dan zat terlarut kedalam silinder pusat. Pada monokotil penebalan dinding sel endodermis berbentuk huruf U sehingga tidak dapat berfungsi untuk transfor air menuju ke silinder pusat. Untuk fungsi tersebut tumbuhan monokotil mempunyai sel endodermis khusus yang disebut sel penerus yang dindingnya tidak mengalami penebalan
 
Silinder pusat (Stele)
 
Silinder pusat tersusun dari jaringan-jaringan yang berada dalam jaringan endodermis. Jaringan terluar disebut perisikel atau perikambium. Sel-sel yang berhadapan dengan xilem dapat bersifat meristem dan membelah diri untuk pembentukan cabang akar. Berkas pengangkutan terdiri atas xilem dan floem. Xilem menerima zat hara dari endodermis dan diteruskan ke xilem pada batang. Pada dikotil terdapat kambium yang memisahkan xilem dan floem. Kambium selalu membelah diri membentuk jaringan sekunder termasuk xilem dan floem sekunder, sehingga menyebabkan pertumbuhan sekunder.

Pada irisan membujur tampak ujung akar dilindungi oleh kaliptra yang dibentuk oleh kelompok sel pemula (titik tumbuh). Pada monokotil, kelompok sel pemula yang membentuk kaliptra disebut kaliptrogen, sehingga batas antara ujung akar dengan kaliptra sangat jelas. Pada kaliptra biasanya terdapat sel kolumela yang berisi butir tepung dan diduga mempengaruhi arah pertumbuhan akar. Kelompok sel pemula yang lain merupakan titik tumbuh yang membentuk jaringan-jaringan pada akar.

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Batang

Fungsi batang 
  • Tempat tumbuhnya akar dan daun
  • Mengangkut zat hara dari akar ke daun dan mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh sel-sel tubuh
  • Sebagai penyimpan makanan pada tumbuhan tertentu

Jaringan yang menyusun batang 

1.Epidermis

Epidermis terutama berfungsi sebagai pelindung. Pada dikotil banyak lapisan gabus yang menutup epidermis dan mengisi celah-celah akibat pertumbuhan membesar sekunder. Untuk fungsi pertukaran zat pada batang terdapat lentisel yang tidak tertutup oleh lapisan gabus.

2.Korteks

Korteks tidak berfungsi untuk pengangkutan zat, tetapi membentuk kulit yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan penguat batang. Pada dikotil terdapat sel-sel yang disebut kambium gabus (felogen), yang kearah luar membentuk felem (gabus) dan kedalam membentuk feloderm kulit gabus).

3.Silinder pusat

Pada silinder pusat terdapat berkas pengangkut (xilem dan floem), jaringan dasar, empulur, dan jaringan penguat yang dikelilingi jaringan perisikel. Pada dikotil berkas pengangkut disebut kolateral terbuka, dengan susunan dari luar kedalam, floem ® kambium ® xilem. Kambium sel-selnya selalu membelah diri membentuk kulit dan kayu sekunder sehingga terjadi pertumbuhan sekunder. Pada monokotil berkas pengangkut bertipe kolateral tertutup dengan xilem yang langsung dikelilingi oleh floem.
Pada irisan membujur bagian ujung batang tampak daerah titik tumbuh batang. Titik tumbuh batang terdiri atas tiga kelompok sel pemula sebagai pembentuk jaringan-jaringan pada batang. Menurut hanstein jaringan pembentuk batang (histogen) terdiri atas:
  • Dematogen, yang membentuk jaringan epidermis;
  • Periblem, yang membentuk jaringan korteks;
  • Plerom, yang membentuk jaringan silinder pusat.
Menurut Schmidt histogen hanya dibedakan menjadi dua, yaitu tunika, yang membentuk jaringan luar, dan korpus yang membentuk jaringan dalam.
Pertumbuhan yang terjadi akibat pembelahan sel-sel pada titik tumbuh disebut pertumbuhan primer, sedangkan pertumbuhan selanjutnya yang disebabkan oleh aktivitas kambium disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder disebut juga pertumbuhan membesar sekunder atau pertumbuhan melingkar sekunder. Aktivitas pertumbuhan sekunder umumnya tidak merata sepanjang tahun, sehingga dapt menimbulkan adanya lingkaran tahun yang merupakan batas antara dua kegiatan pertumbuhan.
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Daun

Pengertian Daun

Daun adalah organ tumbuhan yang menempel pada batang. Daun berfungsi sebagai tempat melakukan fotosintesin. Setiap tumbuhan memiliki bentuk, ukuran, dan warna daun yang khas untuk mencirikan tumbuhan tersebut. Melalui pengamatan, kamu dapat membedakan antara daun dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan .dikotil memiliki peruratan memata jala, sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki peruratan daun yang sejajar atau melengkung.
Bagaimana struktur anatomi daun, sehingga dapat melaksanakan fungsi fotosintesis dan pertukaran zat? Setiap struktur daun tersusun dari lapisan- lapisan sel yang menyusunnya. Lihat pada Gambar 3.13! Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat lapisan tipis sel yang disebutdengan epidermis yang berfungsi untuk melindungi daun. Pada beberapa tumbuhan, daun dilapisi oleh lapisan kutikula serupa lilin.

Struktur dan Fungsi Daun

Struktur-dan-Fungsi-Daun

Struktur Umum

Organ tumbuhan, seperti hal organ pada hewan tersusun atas jaringan (sekelompok sel yang mrmpunyai keaktifan khas ). Jaringan tersusun atas sel. Secara umum organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Daun merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang bentuknya seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bilaterpapar cahayadan udara.
Daun terdiri atas tiga sistem jaringan. Helai daun ( lamina ) terdiri atas selapis epidermis pelindung, bagian jaringan dasar parenkim yang dikenal sebagai mesofil dan terdiri atas stuktur luar dan struktur dalam daun yang berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi.

Ciri-ciri Daun :

Pada umumnya daun pipih, melebar atau meluas dan berwarna hijau. Helaian daun yang luas sangat membantu dalam menangkap energi matahari dan CO2. Cirri tersebut tentu sesuai dengan fungsinya. Ada 4 macam jaringan pada organ daun, yaitu jaringan epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang, dan jaringan pengangkutan.Stuktur jaringan luar daun terdiri dari :
  • Helaian daun ( lamina )
Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaian di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan helaiannya.

  • Tangkai daun ( petioulus )
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan bertugas untuk mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.

  • Pelepah daun ( folius )
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal ( monokotil ) pelepah daun  mempunyai fungsi untuk Sebagai pelindung kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada tanaman tebu (Seccharum Officinnarum L). Memberi  kekuatan  pada  tanaman.

Daun yang memilki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan talas. Daun yang tidak memiliki satu bagian daun disebut daun tidak sempurna.

  • Struktur jaringan dalam daun umumnya tersusun atas :

  1. Epidermis merupakan lapisan terluar yang menutup permukaan atas dan bawah daun. Fungsinga adalah untuk melindungi jaringan daun yang ada dibawahnya. Epidermis juga dilapisi lapisan lilin atau kutikula yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan yang lebih besar, bagaian tertentu  beberapa sel  epdirmis berupa menjadi stomata atau mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas. Untuk daun yang tumbuh mendatar stomata biasanya terdapat banyak di bagian  bawah permukaan daun, sedangkan untuk daun yang  posisinya tegak stomata terdapat pada bagian kedua sisi daun dan untuk tumbuhan air stomata banyak ditemukan pada bagian atas permukaan daun.

  2. Jaringan parenkim jaringan ini terdiri dari jaringan palisade atau jaringan tiang dan jaringan bunga karang atau spon. Kedua jaringan tadi merupakan jaringan mesofil atau daging daun. Pada jaringan ini pula terdapat klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesis.
  3. Jaringan Pengangkutjaringan ini terdapat pada tulang daun, jaringan pengangkut ini berupa jaringan floem dan xylem yang merupakan kelanjutan dari jaringan pengangkut pada akar, batang kemudian berakhir pada ujung atau tepi daun, yang berfungsi sebagai alat transport dan sebagai penguat daun.
  4. Jaringan tambahan daun, jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

Struktur Jaringan Daun Sejati

Daun sejati adalah daun yang memiliki helaian daun, pelepah daun dan tangkai daun atau sering disebut daun lengkap. Terdiri atas jaringan :

  • Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.

  • Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.

  • Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.
  • Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.

Variasi daun

  • Kelengkapan daun

Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun yang tidak lengkap, yaitu :
  • Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
  • Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
  • Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.
  • Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu

  • Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)

Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan yaitu :
  • Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
    1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar (Jatropa curcas).
    2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka (Arthrocarpus communis).
    3. Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya (Annona squamosa)
    4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)
    5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada keladi (Caladium bicolor).

  1. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah daun
    • Pangkal daun tidak bertoreh
  2. Bulat telur (ovatus), contoh pada daunkembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
  3. Segi tiga (triangularis), segi tiga sama kaki, seperti pada kembang bunga pukul empat ( Mirabilis jalapa)
  4. Delta (deltoids), segi tiga sama sisi, seperti pada daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
  5. Belah ketupat (rhomboiides), bangun segi empat tetapi sisinya tidaskl sama panjang, contoh pada anak daun yang di ujung pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
    • Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
    • Jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkalnya berlekuk, seperti pada daun waru (Hibiscus tilliaceus).
  6. Ginjal atau kerinjal (reniformis), seperi pada pgagan (Centela asiatica).
  7. Anak panah (sagitatus), seperti pada enceng (Saginataria shitifolia)
  8. Tombak (hastatus), pada wewehan (Monocharia hastata)
  9. Bertelinga (auriculatus), pada tempuyung (Sonchus arvensis)

  • Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun
    1. Bulat telur sungsang (obovatus), pada sawo kecik (Manikara kauki)
    2. Jantung sungsang (obcordatus), seperti pada sidaguri (Sida retusa)
    3. Segi tiga terbalik (cuneatus), pada anak daun semanggi (Marsilea crenata)
    4. Sudip (sphatulatus), pada daun tapak liman (Elephantopus scaber)

  • Tidak ada bagian yang terlebar, dari pangkal sampai ke ujung hamper sama lebar
    1. Garis (linearis), contoh pada daun padi (Oryza sativa)
    2. Pita (ligulatus), serupa garis tetapi lebih panjang lagi dan agak lebar, contoh pada jagung (Zea mays)
    3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal dibagian tengahnya dan tipis dibagian tepinya, pada nenas seberang (Agave sisalana).
    4. Paku atau dabus (subulatus), bentuk daun seperti silindr, ujung runcing, seluruh bagian kaku, pada daun cemara (Araucaria cuninghamii)
    5. Jarum (acerosus), serupa paku lebih kecil dan meruncing panjang, pada Pinus merkusii.

  • Ujung daun (apex folii)

Ada beberapa bentuk ujung daun yaitu :
  1. Jika pertemuan tepi daun puncak dengan membentuk sudut lancip, maka disebut ujung daun meruncing (acutus). Biasanya ditemukan pada daun bangun bulat memanjang, lanset, segi iga, delta, belah ketupat dan lain-lain. Contoh pada daun padi.
  2. Jika pwertemuan tepi daun berada di bawah puncak maka ujung daun disebut meruncing (acuminatus). Ditemukan pada daun kembang sepatu.
  3. Jika pertemuan tepi daun berada di atas puncak dan membentuk sedut tumpul maka ujung daun ini disebut tumpul (obtusus), ditemukan pada daun sawo kecik.
  4. Jika pertemuan tepi daun tidak membentuk sudut atau bulat maka disebut ujung daun daun membulat (rotundatus).
  5. Jika ujung daun rata disebut romping (truncates), contoh pada daun jambu monyet.
  6. Jika ujung daun berlekuk maka disebut ujung daun terbelah (retusus), contoh pada daun saliguri (Sida retusa)
  7. Jika ujung daun berduri naka disebut mucronatus, contoh daun nenas seberang.
  8. Jika ujung daunnya menggulung disebut cirrhosus, biasanya ditemukan pada ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang.
  9. Jika pada daun yang distalnya sempit terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut aristatus
  10. Jika pada daun yang bagian distalnya lbar dan terdapat ujung yang panjang seperti jarum disebut caudatus.

  • Pangkal Daun (basis folii)

Untuk menentukan bentuk pangkal daun, kita terlebih dahulu menghubungkan kedua tepi daun ke arah basal.
Adakalanya kedua tepi daun tidak menyatu pada pangkal daun karena dibatasi oleh tangkai daun. Berdasarkan ini maka bentuk bentuk pangkal daun dapat dijumpai sebagai berikut :

  1. Pangkal daun yang tidak menyatu
  2. Runcing / acutus
  3. Meruncing / acuminatus
  4. Tumpul / obtusus
  5. Membulat / rotundatus
  6. Rompang atau rata / truncatus
  7. Berlekuk / emarginatus
  8. Hestatus
  9. Kedua tepi daun menyatu (connatus)
  10. Ditembus batang, jika pangkal daun tumbuh menyatu dengan daun yang ada dihadapannya disebut connatus-perfoliatus, dan apabila kedua tepi daun menyatu dan mengelilingi batang disebut perfoliolatus.

  • Tulang Daun (nervus)

Fungsi tulang daun adalah:
  • Memperkuat daun seperti halnya tulang tulang hewan dan manusia, oleh sebab itu tulang daun disebut juga rangka daun
  • Transportasi zat zat karena tulang daun itu sesungguhnya adalah berkas pembuluh angkut.

Berdasarakan besar kecilnya tulang daun, dapat dibedakan menjadi
  • Ibu tulang daun (costa), ukuran terbesar, merupakan terusan dari tangkai daun, biasanya membagi daun menjadi dua bagian.
  • Tulang daun lateral (nervus lateral), cabang tulang daun yang keluar dari ibu tulang daun.
  • Urat daun (vena), tulang daun yang amat kecil yang tersusun seperti jala atau sejajar.

Sistem tulang daun menunjukkan cara tulang daun tersusun dalam helaian daun. Menurut susunan tulang daunnya dikenal:
  • Jika tulang daun terpencar ke arah tepi daun
  1. Bertulang menjari / palminervis, cabang tulang daun terpencar dari satu titik pada pangkal ibu tulang.
  2. Bertulang menyirip / penninervis, cabang keluar di sepanjang ibu tulang daun.
    1. Jika di bagian atas ujung daun tulang tulang menyatu
  3. Bertulang lurus / rectinervis, biasanya ditemukan pada daun rumput rumputan
  4. Bertulang melengkung / curvinervis, biasanya ditemukan pada hampir semua Melastomataceae.

Biasanya tumbuhan monokotil mempunyai pertulangan sejajar dan melengkung, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai pertulangan menyirip dan menjari. Begitu juga dengan vena (urat daun), pada tumbuhan monokotil umumnya mempunyai vena sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil mempunyai vena seperti jala. Namun terkadang pada beberapa jenis, ditemukan pengecualian terhadap hal yang umum di atas.

  • Tepi Helaian Daun
Berdasarkan torehan yang ada pada daun suatu tumbuhan, maka daun dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu daun dengan pinggiran rata / intinger dan daun dengan torehan pada tepinya / divisus.

Torehan pada pinggir daun sangat beraneka ragam sifatnya, berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pingir daun dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
  1. Torehan merdeka, maksudnya bangun daun tidak dipengaruhi oleh torehan itu. Seringkali torehan tidak berkaitan dengan ibu tulang daun atau cabang tulang daun.
  2. Torehan mempengaruhi bentuk, tepi daun mengubah bangun umum daun. Torehan biasanya terjadi diantara tulang tulang cabang dengan tulang daun utama.

Lekukan yang terjadi pada pinggir daun disebut sinus, serta tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk sinus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan merdeka dapat dibedakan atas:
  1. Bergerigi / serratus, sinus dan angulusnya sama sama runcing.
  2. Bergerigi ganda / biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
  3. Berombak / repandus, jika sinus dan angulusnya sama sama tumpul
  4. Bergigi / dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
  5. Beringgit / crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.

Pada pinggir daun yang mempengaruhi bentuk, berdasarkan dalamnya torehan dapat dibedakan sebagai berikut:
  1. Berlekuk / lobatus, dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang cabang.
  2. Bercangap / fissus, dalam torehan sampai dengan setengah panjang tulang cabang.
  3. Berbagi / partitus, dalam torehan melebihi setengah panjang tulang cabang.

Berdasarkan macam torehan serta hubungannya dengan pertulangan daun itu sendiri maka pinggir daun dapat berbentuk:
  1. Palmatilobus / berlekuk menjari
  2. Palmatividus / bercangap menjari
  3. Palmatipartitus / berbagi menjari
  4. Pinnatilobus / berlekuk menyirip
  5. Pinnatividus / bercangap menyirip
  6. Pinnatipartitus / berbagi menyirip

  • Daging Daun (Intervenium)
Tebal dan tipisnya daun disebabkan kerja dari meristem papan. Berdasarkan sifat ini daun dapat dibedakan menjadi :

  1. Tipis seperti selaput (membranaceus), ex. Hymenophyllum australe
  2. Seprti kertas (papyraceus atau chartaceus), ex. Musa paradisiacal
  3. Tipis lunak (herbaceous), ex. Nasturtium officinale
  4. Seperti perkamen, ex. Cocos nucifera
  5. Seperti kulit atau tulang, ex.Calophyllum inophylum
  6. Berdaging (carnosus), ex. Aloe sp

  • Warna daun
Daun biasanya berwarna hijau sesuai dengan fungsinya sebagai alat fotosintesis, naun kita temukan daun tidak berwarna hijau seperti merah kuning kecoklatan dan lain lain.
Misalnya pada daun Acalypha wilkesiana yang berwarna merah disebabkan karena warna antosianin menutupi warna hijau klorofil.
Untuk mengamati daun sebaiknya dilihat pada tanaman yang sudah dewasa, karena adakalanya daun muda dari beberapa tumbuhan mempunyai warna yang tidak sama dengan daun yang sudah dewasa.

  1. Permukaan Daun
Permukaan atas daun biasanya berwarna lebih hijau dan mengkilat dibandingkan dengan permukaan bawah daun. Kadang kadang permukaan daun dapat ditumbuhi oleh sisik, rambut, duri dan lain lain.
Berdasarkan hal yang demikian maka permukaan daun dibedakan atas:
  • Licin (laevis), dapat terlihat mengkilat(nitidus), suram(opacus) atau juga berselaput lilin (pruinosus).
  • Gundul (glaber)
  • Kasap (scaber)
  • Berkerut (rugosus)
  • Berbingkul bingkul (bullatus), seperti berkerut tapi kerutannya lebih besar.
  • Berambut (pilus)
    1. Berambut (pilosus), rambut pendek dan tersebar (bulu halus dan jarang).
    2. Berambut panjang (villosus), rambut panjang dan lunak.
    3. Berambut beludru (velutinus), rabut pendek dan rapat.
    4. Berambut kasar (hirsutus), jika rambut kaku, jika diraba terasa kasar.
    5. Berambut bintang (stellato-pillosus), rambut bercabang.
    6. Berambut duri (sedtotus), rambut amat kaku dan tegar.
    7. Berambut bulu (plumosus), rambut seperti bulu yakni rambut yang masing masing berambut lagi.
    8. Berambut empuk (pubescens), rambut pendek, lunak merapat pada permukaan.
    9. Berambut sutera (sericeus), rambut tegak, rapat, lurus, lunak dan mengkilap.
    10. Berambut wol (lonatus), panjang, keriting tidak teratur.
    11. Berambut seperti vilt (tomentosus), jika rambut kacau yang tidak teratur namun padat membentuk suatu lapisan padat.
    12. Berambut seperti sikat dan merapat (strigosus), jika rambut kaku dan merapat ke permukaan.
  • Bersisik (lepidus), terdapat pada sisi bawah daun durian.
Macam macam cara pelipatan daun:
  1. Conduplicate, daun melipat di sepanjang ibu tulang daun.
  2. Plicate, daun melipat berulang ulang di sepanjang ibu tulang daun secara longitudinal dalam bentuk zig zag.
  3. Circinate, daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun.
  4. Convolute / supervolute, daun menggulung dari salah satu pinggir daun, sehingga menutupi bagian yang lain.
  5. Involute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengahdaun pada permukaan atas.
  6. Revulute, kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah pada permukaan bawah daun.

  • Sendi Daun (pulvinus)

Yaitu bagian tangkai daun atau tangakai anak daun yang membengkak, baik pada monokotil dan dikotil. Berfungsi sebagai engsel yang memungkinkan gerakan bolak balik antara bagian daun tersebut. Engsel tersebut disebut sendi daun (pulvinus), yang bisa juga ditemukan antara tangkai dan helaian daun dan helaian anak daun.
Selain pulvinus, ada pembengkakan pada tangkai daun yang mirip dengan pulvinus, tetapi hanya bisa merubah satu kali orientasi daun atau membentuk kaitan sebagai bantuan untuk memanjat, sendi ini disebut pulvinoid.
Sendi absisi adalah bagian daun yang lemah dimana daun atau anak daun atau sebagian tangkai daun atau rakhis akhirnya akan patah. Biasanya sisa sendi absisi bisa dikenali dengan adanya cekungan yang melingkar disekeliling tempat bekas daun. Sendi absisi seringkali membengkak, menandai bagian yang akan patah atau berabsisi.

  • Daun Penumpu (stipula)

Merupakan lembaran serupa daun kecil atau tonjolan yang akan tumbuh ketika kuncup masih kecil. Dapat segera tanggal atau tetap tinggal lebih lama.
Macam macam stipula :
  1. Stipula liberae (daun penumpu bebas), daun penumpu ini bebas terletak di kanan kiri pangkal daun.
  2. Stipula adnate, daun penumpu ini melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun.
  3. Stipula axillaris / stipula interpetiolaris, daun penumpu berlekatan menjadi satu di dalam ketiak daun.
  4. Stipula petiolo opposita / stipula antidroma, daun penumpu berlekatan menjadi satu dan berhadapan dengan tangkai daun. Biasanya agak lebar sehingga melingkari batang.
  5. Stipula interpetiolaris, dua stipula yang berlekatan terletak diantara dua tangkai daun. Biasanya terdapat pada daun yang duduk berhadapan pada satu buku.

  • Selaput Bumbung (ochrea)

Merupakan selaput tipis berbentuk tabung yang menyelubungi atau mengelilingi pangkal suatu ruas batang. Sering dianggap sebagai daun penumpu. Misalnya pada Ixora sp dan Morinda citrifolia.

  1. Lidah lidah (ligula)
Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dengan helaian daun pada rumput rumputan (Graminae). Fungsinya adalah untuk mencegah masuknya air ke dalam ketiak daun, sehingga terhindar dari pembusukan.

Variasi stuktur dan jaringan daun

Daun dapat dikelompokkan berdasarkan susunan atau struktur tertentu. Daun memiliki jaringan epidermis, jaringan parenkim, berkas penangangkut daun, dan jaringan tambahan daun.
  • Variasi struktur daun :

  • Bentuk helaian daun
Berdasarkan bentuk helaian daun atau dilihat dari posisi relative bagian daun yang paling lebar daun.
  • Bentuk ujung daun
  • Susunan tulang daun
Menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar

  • Variasi jaringan daun :

  • Epidermis Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
  • Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang dikenal juga dengan istilah jaringan palisade, merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis.
  • Jaringan bunga karang Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
  • Berkas pembuluh angkut Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
  • Xilem Berfungsi untuk mengangkut air dan garam yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis
  • Floem Berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan termasuk daun itu sendiri.

Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.

[Sumber:http://www.ebiologi.net/2015/12/pengertian-jaringan-meristem-fungsi-ciri.html][Sumber:http://www.ebiologi.net/2015/12/19-ciri-ciri-jaringan-meristem-pada.html][Sumber:http://genggaminternet.com/jaringan-dewasa-pada-tumbuhan/][Sumber:https://budisma.net/2015/02/struktur-jaringan-pada-akar-dan-fungsinya.html][Sumber:https://budisma.net/2015/02/struktur-jaringan-pada-batang-dan-fungsinya.html][Sumber:https://www.dosenpendidikan.co.id/jaringan-daun/]

Komentar

Postingan Populer